APBN, Jembatan Mimpi Anak Negeri

6:37:00 AM 0 Comments A+ a-

                      APBN, Jembatan Mimpi Anak Negeri

(Oleh: Nabila Aira Sugeharu)


Setiap anak di Indonesia punya mimpi. Ada yang ingin menjadi guru yang mendidik anak-anak di desa, dokter yang menolong orang tanpa pamrih, arsitek yang membangun gedung-gedung megah, atau ilmuwan yang membuat penemuan baru untuk bangsanya. Semua mimpi itu tumbuh dari harapan, semangat, dan kesempatan. Tapi, di balik kesempatan itu, ada sesuatu yang sering tidak kita sadari keberadaannya yaitu APBN, Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara. APBN bisa dibilang seperti jembatan yang menghubungkan mimpi-mimpi anak negeri dengan kenyataan. Ia bukan sekadar angka dan tabel dalam laporan pemerintah, tapi napas yang menghidupkan berbagai program untuk rakyat, termasuk bagi kita, generasi muda yang sedang belajar menyiapkan masa depan.

Bayangkan kamu sedang berdiri di sebuah jembatan panjang yang menghubungkan dua tebing. Di satu sisi ada mimpi misalnya keinginan untuk sekolah tinggi, punya fasilitas belajar yang baik, dan hidup di negara yang makmur. Di sisi lain ada kenyataan bahwa kondisi ekonomi yang beragam, keterbatasan sarana, dan tantangan pembangunan. Jembatan yang menghubungkan keduanya itulah APBN. Melalui APBN, pemerintah mengumpulkan dana dari berbagai sumber, seperti pajak, bea masuk, dan hasil sumber daya alam, lalu menggunakannya untuk membiayai hal-hal yang penting bagi rakyat. Dari sekolah yang kamu tempati, jalan yang kamu lewati, rumah sakit tempat berobat, hingga subsidi listrik di rumah semuanya ada peran APBN di dalamnya.

Kita sering mendengar kata “pajak” dalam pelajaran ekonomi atau di iklan televisi. Pajak inilah sumber utama dari APBN. Orang tua kita, para pekerja, pengusaha, bahkan pedagang kecil ikut berkontribusi membayar pajak. Pemerintah lalu mengelola dana itu dengan prinsip gotong royong agar hasilnya bisa dirasakan semua orang, termasuk anak-anak sekolah seperti kita. Jadi, ketika kamu membaca buku di perpustakaan, belajar di ruang kelas yang nyaman, atau menggunakan laboratorium sains di sekolah, sesungguhnya kamu sedang menikmati hasil dari kerja keras rakyat Indonesia yang tertuang dalam APBN. Dengan kata lain, APBN membuat pendidikan bukan hanya hak bagi yang mampu, tapi juga bagi semua anak negeri yang ingin belajar dan bermimpi.

Namun, peran APBN tidak berhenti di sekolah saja. Lihatlah jalan raya yang semakin baik, jembatan yang menghubungkan pulau, dan bandara yang membuat daerah terpencil bisa terhubung dengan kota besar, semua itu adalah hasil pembangunan yang dibiayai dari APBN. Tanpa jalan, barang tidak bisa sampai ke pasar. Tanpa listrik, pabrik tidak bisa beroperasi. Tanpa rumah sakit, masyarakat tidak bisa mendapatkan pelayanan kesehatan. Semua elemen pembangunan ini ibarat tali-tali kuat yang memperkokoh jembatan mimpi bangsa. Ketika semua terhubung, pertumbuhan ekonomi menjadi lebih cepat, lapangan kerja bertambah, dan kesejahteraan masyarakat meningkat.

Di dunia pendidikan, peran APBN sangat terasa dalam bentuk program Bantuan Operasional Sekolah (BOS) yang digunakan untuk membeli buku, alat tulis, memperbaiki fasilitas, hingga mendukung kegiatan siswa. Pemerintah juga menyalurkan berbagai beasiswa seperti Kartu Indonesia Pintar dan program Indonesia Pintar Kuliah agar siswa yang berprestasi tapi kurang mampu tetap bisa bersekolah. Semua ini menjadi bukti nyata bahwa APBN bukan hanya tentang angka, melainkan tentang masa depan anak bangsa. Tanpa dukungan dana dari APBN, mungkin banyak anak Indonesia yang tidak bisa melanjutkan sekolah, kehilangan kesempatan, dan terhalang untuk mewujudkan mimpinya.

Selain pendidikan, APBN juga hadir dalam bidang kesehatan. Program vaksinasi gratis, pembangunan rumah sakit daerah, hingga penyediaan obat untuk masyarakat tidak mampu semuanya dibiayai dari APBN. Ketika pandemi melanda dunia beberapa tahun lalu, APBN menjadi tameng utama agar masyarakat tetap terlindungi. Pemerintah menyalurkan dana besar untuk pembelian vaksin, bantuan sosial, dan pemulihan ekonomi. Semua itu menunjukkan bahwa APBN adalah bentuk nyata dari kehadiran negara dalam melindungi rakyatnya, terutama di masa sulit. Dari situ kita bisa belajar bahwa APBN bukan hanya tentang pembangunan fisik, tapi juga tentang kepedulian dan solidaritas sosial.

Tentu saja, semua manfaat itu tidak datang begitu saja. Pemerintah harus merencanakan dan mengelola APBN dengan cermat. Setiap rupiah yang dikeluarkan harus tepat sasaran, efisien, dan transparan. Tapi peran menjaga APBN tidak hanya milik pemerintah. Sebagai generasi muda, kita juga bisa ikut berkontribusi, meski tidak secara langsung. Kita bisa belajar menjadi warga negara yang jujur, hemat, dan peduli. Kita bisa menjaga fasilitas publik agar tidak cepat rusak, menggunakan listrik dan air dengan bijak, serta belajar sungguh-sungguh agar kelak bisa menjadi orang yang berkontribusi lewat pajak dan inovasi. APBN adalah bentuk gotong royong nasional, dan setiap orang punya peran di dalamnya, termasuk kita.

Dari sisi ekonomi, APBN juga menjadi alat penting untuk mewujudkan keadilan sosial. Melalui program bantuan sosial, dana desa, dan pembangunan infrastruktur, pemerintah berusaha mengurangi kesenjangan antara daerah maju dan daerah tertinggal. APBN seperti jembatan yang tidak hanya menghubungkan antarwilayah, tapi juga menyatukan harapan seluruh rakyat Indonesia. Bayangkan anak di pelosok Papua, anak di pesisir Sulawesi, dan anak di kota besar seperti Jakarta semuanya bisa merasakan manfaat dari satu sumber yang sama. APBN memastikan bahwa tidak ada mimpi yang terlalu jauh untuk digapai, tidak ada anak negeri yang tertinggal dari arus kemajuan.

Melihat begitu besarnya peran APBN dalam kehidupan kita, sudah sepantasnya kita ikut menghargainya. Bukan hanya dengan ucapan, tetapi dengan tindakan nyata. Kita bisa menunjukkan rasa terima kasih itu melalui semangat belajar yang tinggi, disiplin, dan kepedulian terhadap lingkungan sekitar. Karena sejatinya, setiap langkah maju yang kita capai juga merupakan hasil kerja keras banyak orang di belakang layar yaitu para pembayar pajak, pengelola keuangan negara, dan seluruh rakyat Indonesia yang saling percaya dan bekerja sama untuk membangun negeri.

APBN bukan sekadar deretan angka dalam buku keuangan, melainkan kisah harapan yang menjadi nyata. Ia adalah jembatan yang mengantar anak bangsa menyeberang dari ketidakmungkinan menuju peluang. Dari semangat gotong royong lahirlah ruang kelas yang riuh tawa, jalan yang menyambung desa dan kota, hingga rumah sakit yang menyelamatkan nyawa. Setiap rupiah yang digelontorkan negara adalah investasi masa depan bukan hanya untuk hari ini, tetapi untuk generasi penerus yang akan melanjutkan perjuangan.

Maka, saat kita menatap masa depan, ingatlah bahwa di setiap langkah kita ada jembatan bernama APBN yang menopang. Jembatan ini dibangun dari semangat gotong royong dan kepercayaan seluruh rakyat Indonesia. Selama dijaga dengan kejujuran dan tanggung jawab, tak ada mimpi anak negeri yang terlalu tinggi untuk digapai. Sebab mimpi besar bangsa ini bukan milik segelintir orang, melainkan milik kita semua, anak-anak muda Indonesia yang berani bermimpi dan siap melangkah menuju masa depan yang gemilang.