Dari Sekolahku untuk Negeriku: Cerita APBN yang Dekat dengan Kita
Dari Sekolahku untuk Negeriku: Cerita APBN yang Dekat dengan Kita
(Oleh: Nabila Aira Sugeharu)
Pernahkah kamu berpikir dari mana datangnya dana untuk membangun ruang kelas baru di sekolahmu, atau bagaimana pemerintah bisa menyediakan buku-buku gratis, beasiswa, bahkan jalan yang kamu lewati setiap hari menuju sekolah? Ternyata, semua itu berasal dari satu sumber besar yang sering disebut dalam pelajaran PPKn atau diberitakan di televisi: APBN, yaitu Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara. Bagi sebagian orang, istilah APBN terdengar rumit dan jauh dari kehidupan sehari-hari. Namun sesungguhnya, APBN sangat dekat dengan kita bahkan ikut hadir di setiap langkah yang kita ambil. Dari ruang kelas yang nyaman, guru yang berdedikasi, hingga fasilitas publik yang kita nikmati, semuanya tidak lepas dari peran APBN. APBN bukan sekadar kumpulan angka dalam laporan keuangan negara, tetapi merupakan cerita nyata tentang gotong royong seluruh rakyat Indonesia untuk mewujudkan masa depan bersama.
Bayangkan kamu dan teman-temanmu ingin membuat acara perpisahan sekolah. Agar acara berjalan lancar, tentu kalian mengumpulkan uang kas, lalu merencanakan apa saja yang akan dibeli: dekorasi, konsumsi, panggung, dan hadiah. Nah, APBN itu mirip dengan uang kas negara. Bedanya, “uang kas” ini dikumpulkan dari seluruh rakyat Indonesia lewat pajak, bea, dan berbagai sumber pendapatan lainnya. Pemerintah kemudian mengelola uang itu untuk kepentingan bersama: pendidikan, kesehatan, infrastruktur, pertahanan, dan berbagai kebutuhan publik lainnya. Jadi, ketika kamu melihat ada jembatan baru, rumah sakit yang diperbaiki, atau sekolah yang direnovasi, itu semua adalah hasil kerja nyata dari APBN. Seperti halnya uang kas kelas yang digunakan dengan bijak agar semua teman menikmati hasilnya, APBN juga digunakan agar seluruh rakyat merasakan manfaat pembangunan yang merata.
Kita sering mendengar slogan “Pajak Kita untuk Kita”. Slogan itu bukan sekadar kata-kata indah, tapi benar-benar menggambarkan bagaimana uang rakyat dikelola dan dikembalikan dalam bentuk manfaat nyata. Misalnya, ketika orang tua kita membayar pajak, sebagian uang itu akan digunakan untuk menggaji guru, membangun ruang kelas, dan memberikan beasiswa bagi siswa berprestasi. Jadi setiap kali kamu belajar di kelas yang nyaman, membaca buku di perpustakaan, atau mengikuti lomba dengan dukungan sekolah, kamu sebenarnya sedang menikmati hasil dari APBN. Inilah mengapa kita perlu memahami bahwa APBN adalah wujud nyata kepercayaan rakyat kepada pemerintah untuk mengelola dana demi kemakmuran bersama.
Kalau kita melihat lebih dekat, sebenarnya APBN hadir di setiap sudut sekolah kita. Pernahkah kamu memperhatikan ruang laboratorium baru yang dibangun, lapangan olahraga yang diperbaiki, atau kegiatan ekstrakurikuler yang mendapatkan bantuan dana? Semua itu tidak muncul begitu saja, melainkan hasil dari alokasi dana pendidikan yang berasal dari APBN melalui Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi. Setiap tahun, pemerintah bahkan mengalokasikan lebih dari 20 persen total APBN untuk sektor pendidikan. Itu berarti, dari setiap Rp100 uang negara, sekitar Rp20 digunakan untuk membangun masa depan lewat dunia pendidikan. Bantuan Operasional Sekolah (BOS) yang digunakan untuk membeli alat tulis, buku, atau kegiatan siswa juga berasal dari APBN. Jadi sebenarnya, setiap kegiatan di sekolah adalah bentuk kerja sama antara pemerintah dan rakyat melalui dana negara.
APBN juga bukan hanya soal pembangunan fisik, tapi juga tentang membangun mimpi. Ketika pemerintah menyalurkan beasiswa Indonesia Pintar, Kartu Indonesia Sehat, atau Kartu Indonesia Pintar Kuliah, negara sedang membantu anak-anak bangsa agar bisa terus bermimpi dan berjuang. Mungkin saja, ada temanmu yang tetap bisa bersekolah karena mendapatkan bantuan dari program-program tersebut. Mungkin juga, di masa depan kamu sendiri akan menjadi salah satu penerima manfaatnya. Setiap rupiah yang dibelanjakan negara bukan hanya untuk hari ini, tetapi juga untuk masa depan yang lebih baik. APBN adalah jembatan antara mimpi dan kenyataan, antara cita-cita dan masa depan yang ingin kita capai bersama.
Yang menarik, di balik APBN tersimpan semangat gotong royong khas bangsa Indonesia. Semua rakyat ikut berkontribusi, tidak peduli besar atau kecil. Ketika orang tua kita membayar pajak, pedagang di pasar menunaikan retribusi, atau perusahaan memenuhi kewajibannya kepada negara, semuanya menjadi bagian dari APBN. Hasilnya pun kembali kepada rakyat dalam berbagai bentuk: jalan yang lebih baik, listrik yang menyala di desa-desa, air bersih yang mengalir di rumah-rumah, sekolah yang lebih nyaman, dan rumah sakit yang siap menolong siapa pun yang membutuhkan. APBN adalah bentuk nyata dari semangat gotong royong Indonesia yang diwariskan oleh para pendahulu kita dan terus hidup hingga hari ini.
Sebagai generasi muda, mungkin kita belum membayar pajak atau ikut langsung dalam pengelolaan keuangan negara. Namun kita tetap punya peran penting. Kita bisa mulai dengan memahami dan menghargai bagaimana uang negara digunakan. Kita juga bisa ikut menjaga agar dana publik digunakan secara jujur dan tepat sasaran. Peran kecil seperti tidak merusak fasilitas sekolah, hemat menggunakan listrik dan air, serta belajar dengan sungguh-sungguh sudah merupakan wujud tanggung jawab sebagai bagian dari bangsa ini. Anak muda yang peduli pada APBN tidak harus menjadi ahli ekonomi, tapi cukup mulai dari hal sederhana: belajar jujur, disiplin, dan bertanggung jawab. Karena kejujuran adalah pondasi utama agar uang rakyat benar-benar kembali untuk kesejahteraan rakyat.
Sekolah menjadi tempat pertama kita belajar nilai-nilai kebangsaan. Di sana kita diajarkan arti gotong royong, tanggung jawab, dan rasa cinta terhadap tanah air. Nilai-nilai itu juga yang menjadi dasar pengelolaan APBN. Ketika kita menjaga fasilitas sekolah, menghargai guru, dan menggunakan sarana dengan bijak, kita sebenarnya sedang ikut menjaga hasil kerja keras bangsa ini. Dari sekolahku, aku belajar bahwa setiap kursi, papan tulis, dan buku bukan sekadar benda, melainkan hasil kerja sama seluruh rakyat Indonesia. Dari sekolahku pula aku memahami bahwa mimpi besarku untuk negeri ini bisa terwujud karena APBN hadir menguatkan langkahku.
APBN bukan hanya laporan keuangan negara, melainkan kisah tentang perjuangan, harapan, dan kebersamaan seluruh rakyat. Ia adalah bukti bahwa dengan gotong royong, bangsa sebesar Indonesia bisa terus maju. Jadi, ketika kamu mendengar kata APBN, jangan bayangkan sesuatu yang jauh dan rumit. Bayangkan saja halaman sekolah yang baru direnovasi, buku baru yang kamu baca, atau beasiswa yang membantu temanmu tetap belajar. Semua itu adalah bagian dari cerita kecil tentang APBN yang besar. Dari sekolahku untuk negeriku, aku belajar bahwa masa depan Indonesia dimulai dari kelas-kelas yang penuh semangat, dan dari anak-anak muda yang percaya bahwa bersama, kita bisa membuat negeri ini lebih baik.
