Saat APBN Bekerja, Masa Depan Indonesia Tumbuh

6:36:00 AM 0 Comments A+ a-

               Saat APBN Bekerja, Masa Depan Indonesia Tumbuh

(Oleh: Nabila Aira Sugeharu)


Setiap pagi, di sebuah desa kecil di lereng gunung, suara riuh anak-anak terdengar di halaman sekolah yang baru dicat. Guru mereka tersenyum ketika melihat bangunan itu kini lebih layak, atapnya tak lagi bocor, dan papan tulisnya baru. Mungkin bagi sebagian orang, pemandangan itu tampak biasa. Namun sesungguhnya, di balik ruang kelas yang sederhana itu, ada kerja besar yang tidak terlihat: kerja sebuah negara melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara atau biasa disebut APBN.

APBN bukan sekadar kumpulan angka di lembaran dokumen tebal yang hanya dipahami oleh ekonom dan pejabat. Ia adalah denyut nadi pembangunan, darah yang mengalirkan kehidupan ke seluruh penjuru negeri. Dari kota besar hingga pelosok terpencil, APBN bekerja dalam diam, menghadirkan bukti nyata bahwa negara tidak hanya hadir dalam pidato atau janji, melainkan dalam tindakan yang bisa dirasakan langsung oleh rakyatnya. Ketika jembatan dibangun, listrik menjangkau desa, dan layanan kesehatan hadir di puskesmas kecil, itulah tanda bahwa APBN sedang bekerja.

Di setiap rupiah yang dikeluarkan, tersimpan cerita tentang harapan dan perjuangan. Dana yang dikumpulkan dari pajak rakyat bukanlah sekadar pemasukan, melainkan bentuk gotong royong nasional. Masyarakat menyumbangkan sebagian hasil kerja kerasnya agar negara dapat menghadirkan manfaat bagi semua. Dari setiap kontribusi itulah lahir ruang kelas, jalan raya, rumah sakit, bantuan sosial, hingga beasiswa pendidikan bagi anak-anak bangsa. APBN menjadi jembatan yang menghubungkan impian individu dengan cita-cita bersama: Indonesia yang maju, adil, dan sejahtera.

Namun, APBN tidak bekerja sendiri. Ia adalah alat yang digerakkan oleh niat baik, transparansi, dan akuntabilitas. Tanpa kejujuran dalam pengelolaan, jembatan pembangunan bisa runtuh, dan kepercayaan rakyat bisa hilang. Karena itu, menjaga APBN berarti menjaga amanah seluruh bangsa. Dalam setiap rupiah yang keluar, ada tanggung jawab besar untuk memastikan bahwa uang rakyat kembali kepada rakyat dalam bentuk kesejahteraan.

Dalam sepuluh tahun terakhir, kita menyaksikan bagaimana APBN menjadi motor utama pembangunan di tengah tantangan besar. Ketika pandemi COVID-19 melanda, APBN berfungsi sebagai perisai yang melindungi masyarakat. Dana digelontorkan untuk subsidi kesehatan, bantuan sosial, dan pemulihan ekonomi. Rumah sakit dibangun, tenaga medis diperkuat, dan vaksin disebarkan secara merata. Semua itu bukan sekadar intervensi ekonomi, tetapi bukti bahwa negara hadir dalam situasi paling sulit sekalipun. Tanpa APBN yang tangguh, krisis itu mungkin akan jauh lebih parah dan berkepanjangan.

Kini, saat dunia bergerak menuju era digital dan ekonomi hijau, APBN kembali berperan penting sebagai penggerak transformasi. Anggaran difokuskan untuk pendidikan yang relevan dengan kebutuhan masa depan, penelitian dan inovasi, serta pengembangan energi terbarukan. Anak-anak muda didorong untuk menjadi pelaku ekonomi kreatif, sementara petani dan nelayan dibekali teknologi agar mampu meningkatkan produktivitasnya. Semua kebijakan itu membutuhkan dukungan finansial yang terarah dan terukur, dan di sanalah APBN bekerja sebagai mesin perubahan.

Di bidang pendidikan, misalnya, dana APBN telah membuka peluang bagi jutaan pelajar untuk menempuh pendidikan tinggi melalui beasiswa KIP Kuliah dan LPDP. Tak sedikit anak desa yang kini menjadi insinyur, dokter, dan guru berkat dana itu. Mereka tumbuh bukan hanya karena kerja keras pribadi, tetapi juga karena ada negara yang menyiapkan jalan. Sementara itu, di sektor infrastruktur, jalan tol, pelabuhan, dan bandara dibangun bukan sekadar untuk mempercepat mobilitas, tetapi juga untuk membuka akses ekonomi bagi wilayah-wilayah yang dulu terisolasi.

Tidak kalah penting, APBN juga menjadi benteng dalam menjaga keberlanjutan lingkungan. Melalui pendanaan untuk program penghijauan, energi terbarukan, dan pengelolaan sampah, negara berupaya menyeimbangkan antara pembangunan ekonomi dan pelestarian alam. Di tengah ancaman perubahan iklim global, komitmen APBN dalam membiayai transisi energi dan pengurangan emisi karbon menjadi langkah penting agar Indonesia dapat tumbuh tanpa merusak bumi yang ditinggali.

Namun, keberhasilan APBN tidak diukur hanya dari besarnya angka atau banyaknya proyek yang selesai. Lebih dari itu, keberhasilannya diukur dari sejauh mana masyarakat merasakan manfaatnya secara langsung. APBN yang efektif adalah yang mampu menumbuhkan kepercayaan publik, mempersempit kesenjangan sosial, dan menguatkan rasa kebersamaan sebagai satu bangsa. Karena itu, peran masyarakat menjadi penting: mengawasi, memahami, dan mendukung agar setiap rupiah benar-benar sampai kepada mereka yang membutuhkan.

Di era keterbukaan informasi, transparansi APBN menjadi kunci agar masyarakat tidak hanya menjadi penerima manfaat, tetapi juga bagian dari proses pengelolaan. Ketika rakyat tahu ke mana uang mereka digunakan, kepercayaan tumbuh. Dan kepercayaan itulah yang akan memperkuat fondasi keuangan negara. Pemerintah telah berupaya memperluas akses publik terhadap data APBN melalui portal daring dan laporan realisasi anggaran yang dapat diakses siapa saja. Langkah ini bukan hanya wujud akuntabilitas, tetapi juga pendidikan kebangsaan agar masyarakat memahami bahwa pembangunan adalah tanggung jawab bersama.

Pada akhirnya, APBN bukan sekadar alat teknis atau istilah ekonomi yang kaku. Ia adalah wujud konkret dari cita-cita kemerdekaan untuk mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Dari uang rakyat, untuk rakyat, oleh rakyat. Ketika dikelola dengan bijak, APBN menjadi jembatan yang menghubungkan masa kini dengan masa depan, dari kesulitan menuju kemajuan, dari mimpi menjadi kenyataan.

Maka, ketika kita berbicara tentang masa depan Indonesia, jangan lupa bahwa pertumbuhan itu tidak datang begitu saja. Ia tumbuh karena ada sistem yang bekerja, ada rakyat yang berkontribusi, dan ada pemerintah yang berkomitmen. Setiap sen yang digunakan untuk membangun sekolah, menyalakan listrik di desa, atau menyalurkan bantuan kepada yang membutuhkan, adalah bukti bahwa APBN bekerja.

Saat APBN bekerja dengan penuh integritas, masa depan Indonesia akan tumbuh tidak hanya dalam angka pertumbuhan ekonomi, tetapi dalam kualitas manusia, keadilan sosial, dan kemandirian bangsa. Ia tumbuh di mata anak yang bisa belajar dengan nyaman, di tangan petani yang tersenyum karena hasil panennya meningkat, dan di langkah para pemuda yang percaya bahwa negeri ini layak diperjuangkan. Karena sesungguhnya, ketika APBN bekerja, yang tumbuh bukan hanya infrastruktur dan angka statistik, tetapi juga harapan. Harapan bahwa Indonesia akan selalu bergerak maju menuju masa depan yang lebih baik, lebih hijau, dan lebih sejahtera bagi semua.